Puisi

Monday, 29 January 2018

Tempat Terindah


Tak lena mata ini kami pejam
Bayanganmu selalu bermain di ingatan
Dirimu bukan wanita yang rupawan
Dirimu tempat dimana kami dibesarkan

Keberkatanmu membawa kami kepintu kesuksesan
Ridhamu mengantarkan kami keridha Tuhan
Engkaulah pondok tempat kami belajar
Lenteramu menerangkan kalbu kami dalam kegelapan


Dalam belaianmu kami belajar untuk mengenal Tuhan
Ilmu yang dicurahkan selalu bermanfaat untuk diamalkan
Kami adalah jiwa yang gersang
Siraman ilmu darimu telah menghidupkan kembali kilauan

Bagaimana kami bisa mengungkapkan
Suka-duka kala bersamamu wahai Guru tersayang
Sungguh tiada kata-kata yang bisa diucapkan
Selain dari ridhamu yang selalu kami harapkan



Kami melangkah bukan untuk melupakan
Kami pergi bukan untuk tidak kembali
Dihati ini selalu ada bayangamu tempat terindah
Bahkan kalau kami mati, kami ingin ditempat itu dalam pangkuan sang Guru . . .

Lenteramu Menerangkan Kalbu Kami

Friday, 19 January 2018

Surat Cinta

๐Ÿ’š Surat Cinta
TENTANG SHOLAT

-----------------------------------------

๐ŸŒพBila shalat itu hanya sebagai penggugur kewajiban,
maka kau akan terburu-buru mengerjakannya.

๐ŸŒพBila shalat hanya sebagai sebuah kewajiban,
maka kau tak akan menikmati hadirnya Allah saat kau mengerjakannya.

๐ŸŒฟ shalat itu pertemuan yang kau nanti dengan Tuhanmu.

๐ŸŒฟ shalat itu sebagai cara terbaik kau bercerita dengan Allah SWT.

๐ŸŒฟ shalat itu sebagai kondisi terbaik untuk kau berkeluh kesah dengan Allah SWT.

๐ŸŒฟ shalat itu sebagai seriusnya kamu dalam bermimpi.

๐Ÿ‚ ketika "adzan berkumandang,"
tangan Allah melambai kepadamu untuk mengajak kau lebih dekat denganNya

๐Ÿ‚ ketika kau "takbir,"
Allah melihatmu,
Allah tersenyum untukmu dan Allah bangga terhadapmu.

๐Ÿ‚ ketika "rukuk,"
Allah menopang badanmu hingga kau tak terjatuh,
hingga kau merasakan damai dalam sentuhan-Nya.

๐Ÿ‚ ketika "sujud,"
Allah mengelus kepalamu.
Lalu Dia berbisik lembut di kedua telingamu: Aku mencintaimu wahai hambaKu."

๐Ÿ‚ ketika kau "duduk di antara dua sujud,"
Allah berdiri gagah di depanmu,
lalu mengatakan: "Aku tak akan diam apabila ada yang mengusikmu."

๐Ÿ‚ ketika kau memberi "salam,"
Allah menjawabnya,
lalu kau seperti manusia berhati bersih setelah itu.

Subhanallah sungguh nikmat shalat yang kita lakukan. Tidak akan sia-sia yang menyebarkannya, tidak akan rugi orang yang membacanya.

Beruntunglah orang-orang yang mengamalkannya.

Barakallahu fiikum, Wassalamualaikum

"...Maafkanlah aku ya Allah, yg tak pernah memperhatikan kesempurnaan sholatku..."Surat Cinta Tentang Sholat

Thursday, 18 January 2018

Mendekapmu Dalam Rindu

Jarak telah membentang
Menjadikan dia sebagai penghalang
Namun dalam do'a selalu aku sebutkan
Namamu wahai pemilik kerinduan

Andai suara hati dapat terdengarkan
Sudah pasti tangisan terpecah memenuhi Alam
Membendung rindu harus bertahan dalam kepahitan
Karena sekejap saja jauh darimu bagai terbelenggu yang berkepanjangan

Duhai jiwa yang selalu aku rindui
Tak terdengarkah suara kerinduan ini
Ataukah hatimu telah merindui yang lain hati
Hingga rinduku terbengkalai tak kau hargai . . .

#Bustami_ZiSuara Hati

Wednesday, 17 January 2018

Perjumpaan Untuk Terakhir Kalinya . . .

*PERJUMPAAN UNTUK TERAKHIR KALINYA* ... (Ketika jantungmu berhenti, tidak perlu dicemaskan)

Saat sekarat, tidak perlu dicemaskan_

Jangan perdulikan jasadmu yang akan hancur!! ... Kaum muslimin... akan melaksanakan kewajiban mereka:
1. Melucuti pakaianmu.
2. Memandikanmu.
3. Mengafanimu.
4. Menggalikan lubang lahatmu.
5. Mengeluarkanmu dari rumahmu.
6. Memanggulmu di atas pundak² mereka.
7. Mengantarkanmu ke tempat tinggalmu yang baru (kuburan).
8. Orang-orang akan berdatangan merawat dan mengurus jenazahmu, bahkan banyak yang meninggalkan pekerjaannya demi untuk penguburanmu.
9. Perabotan2mu akan segera diurus dan berpindah tangan:
- kunci-kunci kendaraan dan rumah
- tas
- buku-buku
- handphone
- sepatu
- pakaian

Apabila keluargamu baik, mereka menyedekahkannya agar bermanfaat untukmu.

Yakinlah!!!* bahwa:
~Dunia tidak sedih karena kematianmu !
~Alam semesta tidak berduka atas kepergianmu !
~Segala sesuatu akan berjalan seperti biasa dan tidak berubah dengan perpisahanmu!!
~Perekonomian akan terus berputar!
~Pekerjaanmu, akan digantikan orang lain!
Hartamu akan pindah tangan secara halal kepada ahli waris!
Sementara *Anda yang akan dihisab* atas segala sesuatu hingga perkara yang sederhana dan kecil!!

Yang pertama lepas darimu adalah namamu..
Saat Anda meninggal dunia: Orang2 bertanya : _*Dimana mayatnya ?*_ Mereka tidak memanggilmu dengan namamu!! Namamu tinggal kenangan belaka.

Ketika mereka akan menshalati, mereka bilang : _*Bawa sini jenazahnya!!!*_ Mereka tidak menyebutkan namamu. *Betapa cepat namamu hilang berlalu....*

Ketika mereka akan menguburkanmu, mereka berkata: *Dekatkan mayitnya!!* tanpa menyebutkan namamu..

Karena itu... 
Jangan tertipu oleh kehormatan dan kelebihan kelompokmu...!!_
Jangan terperdaya oleh kedudukan dan nasab keturunanmu...!!

*Alangkah sepelenya dunia ini... dan betapa besar apa yang akan kita hadapi...*

_Kesedihan orang atas kepergianmu ada tiga macam:
1. Orang yang mengenalmu sepintas akan mengatakan: _*Kasihan... !!*_

2. Teman dan sahabatmu akan bersedih beberapa saat atau beberapa hari, kemudian mereka kembali pada rutinitas dan canda tawa mereka..

3. Kesedihan mendalam di rumah... Keluargamu akan bersedih sepekan... satu-dua bulan atau hingga satu tahun... Kemudian mereka akan meletakkanmu dalam album kenangan...

Demikianlah...
Kisahmu di antara manusia telah terakhir...

Anda hanya tinggal *ALBUM KENANGAN*

Kisahmu yang sebenarnya baru dimulai... bersama sesuatu yang nyata, yaitu: *Alam akherat*

Telah lepas darimu:
1. Kecantikan/ketampanan
2. Harta
3. Kesehatan
4. Anak
5. Rumah. 
6. Istri/suami

*Kehidupanmu yang sesungguhnya baru dimulai*

Pertanyaannya sekarang adalah :

*Apa yang telah Anda siapkan untuk kubur dan akheratmu ????? Ini adalah KENYATAAN yang perlu direnungkan!!*

*Check ibadahmu... yang wajib dan yang sunnah*
*Check Amal sholeh dan Sedekah*
*Check perilaku dan tingkah polah*

*Semoga Kita semua selamat!*

Jika Anda membantu mengingatkan orang lain dengan menyebar posting ini... _InsyAllah..._ Anda akan dapati buah dari peringatan Anda itu dalam timbangan amal kebaikan pada hari Kiamat.

Allah berfirman :
๐Ÿ‘ˆ (ูˆุฐูƒّุฑ ูุฅู† ุงู„ุฐูƒุฑู‰ ุชู†ูุนُ ุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู†) ๐Ÿ‘‰ 
"Dan berilah peringatan! karena peringatan itu bermanfaat bagi orang2 beriman"

Kenapa mayit memilih: *"Sedekah"* jika kembali ke dunia? Sebagaimana firman Allah:

๐Ÿ‘ˆ ุฑุจ ู„ูˆู„ุง ุฃุฎุฑุชู†ูŠ ุฅู„ู‰ ุฃุฌู„ ู‚ุฑูŠุจ: ‼ูุฃุตุฏู‚‼
_"Ya Tuhan! jika Engkau tunda ajalku sebentar saja, niscaya aku akan bersedekah"_

Mereka tidak mengatakan:
๐Ÿ‘‰Niscaya Aku akan umroh
๐Ÿ‘‰Niscaya Aku akan shalat
๐Ÿ‘‰Niscaya Aku akan puasa

Para ulama menjelaskan : "Mayit hanya mengatakan sedekah, karena dia melihat dampak sedekah yang sangat besar setelah kematian"

Maka *perbanyaklah sedekah*
utk saat ini dapat bersedekah dengan mengirim/menyebarkan postingan ini pada teman/saudara *dengan niat karena Allah, maka jika ada diantara mereka yg mengamalkan postingan ini ganjaran'a dengan seizin Allah juga akan anda terima.* *SHADAQOH*termudah dan sangat bermanfaat utk orang banyak bahkan anak cucu kita bisa merasakannya

Mengapa Begitu Cepat Engkau Pergi . . .

        Dalam gelap malam seorang pemuda berwajah tampan duduk termenung sendirian, terkadang dia membolak-balikkan kain surban yang dipegang ditangan, terlihat juga sang pemuda sesekali menyapu air matanya yang jatuh membasahi pipi.
Tiada hati yang tidak teriris bila mengenang apa yang terjadi pada pemuda ini dua tahun silam, namun apa nak dikata sudah begitu takdir dari Tuhan, walaupun dalam derita yang selalu menyisakan duka namun sipemuda tersebut tidak pernah melupakan Tuhan yang telah menciptakannya.

     Kejadian pilu itu terjadi ketika pemuda tersebut pulang kedesanya setelah menyelesaikan pendidikan disalah satu Pesantren ternama diluar kota sana, niat hati ingin pulang kedesa untuk berbakti pada kedua orang tuanya, sambil mengamalkan ilmu yang selama ini telah didapati dari guru-gurunya, dia pun mulai merekrut para remaja dan anak-anak kecil didesanya untuk diajak belajar mengaji kerumahnya, karena disekitar desa tempat pemuda tersebut tinggal belum ada balai-balai pengajian tempat anak-anak belajar mengaji, kalaupun ada satu dua dikampung orang yang lumayan jauh untuk anak-anak pergi mengaji siang dan malam.

          Kelihatannya pemuda tersebut sangat menikmati pekerjaannya, beliau sangat ikhlas dalam mengajari remaja dan anak-anak kecil didesanya untuk belajar mengaji.
Seiring waktu berjalan usia pun semakin bertambah, kekhawatiran orang tuapun semakin meningkat untuk segera menikahkan anak semata wayangnya tersebut, hingga suatu malam disaat sang pemuda sedang makan malam bersama dengan Ayah dan Ibunda tercintanya, sang Ayah pun bertanya tentang pernikahannya, namun karena Ayah yang mengerti akan kehidupan muda-mudi, beliaupun bertanya pada anandanya "apakah ada sosok perempuan yang telah memikat hatimu wahai anakku ?
Tidak ada Ayah, kenapa Ayah bertanya begitu ? jawab pemuda dengan penuh santun.
Ayah bertanya demikian karena siapa tau sudah ada hati yang kamu kasih harapan semasa diPasantren dulu, dan kalau memang ada besok pagi Ayah mau kita pergi untuk menemui orang tuanya !
Ayah, apakah tidak terlalau buru-buru ? tanya sipemuda sambil tertunduk malu.
Tidak ada yang terburu-buru wahai anakku hanya saja sekarang waktunya yang sudah menuntut akan hal itu !
Baiklah Ayah, besok kita pergi kerumah santriwati yang pernah aku kenal diPesantren dulu, sebuah jawaban tanda setuju dari pemuda yang penuh bakti kepada orang tuanya !

          Dua keluarga telah bertemu, hari pernikahanpun telah ditentukan, tibalah kini saatnya sepasang sejoli yang kental dengan Ilmu Agamanya karena kedua-duanya lulusan dari Pesantren ternama, duduk bersanding dipelaminan bak Ratu dengan Raja, membina cinta dalam ikatan yang halal, cinta tersemai setelah ijab qabul dilafazkan didepan para saksi yang sangat akurat dan diRidhai Tuhan.
Dan Alhamdulillah setelah pernikahan berumur setahun merekapun dikarunia seorang anak laki-laki yang ketempanan melebihi ayahnya, anak itupun mereka beri nama Zakiul Afkar, kesenangan serta kebahagiaan selalu terpancarkan diwajah mereka berdua atas kelahiran anak pertamanya.

          Namun takdir berkata lain, kebahagiaan berganti dengan duka yang berkepanjangan karena sang Zaujati harus pergi menghadap ilahi dengan membawa ikut serta anak  dalam kepergiannya, pagi jum'at itu keluarga kecil tersebut pergi berziarah ketempat gurunya yang jauh dikota sana, mereka pergi bertiga dengan mengendarai sepeda motor, setengah perjalan dari arah berlawanan tiba-tiba terlihat mobil pribadi yang melaju kencang dan menghantam trotoar jalan yang akhirnya hilang kendali dan ikut menghantam sepeda motor mereka bertiga, sang anak terbujur kaku terpelanting kepinggir jalan, sang istripun berlumur darah dibawah ban mobil mewah tersebut, sang ayah yang jatuh bersamaan dengan sepeda motornya mencoba untuk bangkit dengan harapan mampu menyelamatkan anak dan istri tercintanya, namun sang ayah tak kuasa untuk berdiri hingga jatuh dan pingsan kembali.

          Jarum jam telah menunjukkan pada angka 21.45 namun mereka bertiga belum juga siuman masih terbujur kaku di ruang ICU, keluarga yang menunggu hanya bisa menangis tersedu-sedu, para santripun mulai berdatangan untuk menjenguk gurunya tersayang, namun mereka tidak bisa berbuat banyak selain dari pada memanjatkan do'a kepada Ilahi agar segera diberikan kesembuhan kepada keluarga gurunya yang sedang ditimpa cobaan.
Ditengah tangisan yang tersedu-sedu tiba-tiba terdengar suara sang guru memanggil istri dan anaknya, hingga semua terkejut bahagia karena yang dinanti telah bangun dari komanya, tapi tak lama kemudian dokter datang membawa berita kalau anak dan istrinya telah pergi menghadap yang kuasa, tangisan pun kembali pecah sang guru pun harus dipapah karena tak sanggup menerima berita yang sungguh sangat-sangat menyanyat hatinya.

        Sang guru harus pergi dengan kursi roda kepemakaman anak dan istrinya, matanya lembam karena tak pernah bisa membendung tangisan dari lubuk hati yang dalam, hingga beliau pun harus tabah dan ikhlas melepas semua kebahagiaan yang baru saja beliau dapatkan.

          Salam Ukhwah fillah, dilain kesempatan kita lanjut kembali.
Semoga bermanfaat untuk sesama walaupun cerita ini hanya fiktif belaka, namun yang perlu kita ingat adalah kematian itu pasti akan datang menjemput kita dengan cara tiba-tiba, oleh karena itu selalulah bertaubat kepada Allah dengan taubatan nasuha, tinggalkanlah semua kemaksiatan yang bisa membuat Allah memurkai hidupmu. Selalu ingatlah tentang kematian . . .

Wassalam, silahkan diShare untuk berbagi-bagi nasehat dan kebaikan. . .


Jangan lupa kunjugi Blog kami "puisi bustami zi"Mengapa Begitu Cepat Engkau Pergi

Monday, 15 January 2018

Mengapa Kau Salahkan Cinta ?

Kau tau itu dosa
Kau tau itu zina
Kau tau itu dusta
Kau tau itu sandiwara

Mengapa kau mau melakukannya
Mengapa kau mau mendekatinya
Mengapa kau mau mengucapkannya
Mengapa kau mau merangkainya

Lagi-lagi alsannya cinta . . .
Begitu mudah kau putar balik fakta
Begitu mudah kau hitamkan cinta
Begitu mudah kau salahkan cinta yang tak berdosa

Tidakkah kau tau nafsumu sudah berkuasa
Dia menenggelamkanmu kelembah dosa
Tapi mengapa kamu tidak pernah menyalahkannya
Malah kamu rela melupakan Rabb mu demi menuruti kemauannya

Padahal kau tau, Allah yang pantas engkau cinta
Padahal kau tau, Rasulullah yang pantas engkau cinta
Padahal kau tau, mencintai semua yang Allah dan Rasul cintai
Akan membuatmu Mulia didunia dan diAkhirat sana . . .


#_Bustami_Zi

Saturday, 13 January 2018

Jangan Engkau Sia-siakan Anakmu

Ketika kita mendengarkan kata-kata pernikahan seakan-akan yang terlintas dipikiran kita hanyalah menghalalkan sebuah hubungan agar kita bisa leluasa hidup bersama dengan si dia yang kita nikahi, namun nyatanya tidak hanya sebatas demikian dan manusia yang masih berpikiran dangkal seperti itu kami harap untuk tidak menikah dulu ;).
       
              Perlu kita ketahui bersama saat kita mengucapkan ijab qabul "saya terima nikahnya pulan bin pulan dengan mas kawin seperangkat alat berat dibayar tunai (untuk candaan)" itu adalah awal daripada sebuah kehidupan yang baru untuk kita, oleh karena demikian kita harus benar2 telah mempersiapkan diri lahir dan batin untuk menuju kekehidupan tersebut.
Namun kali ini kami tidak membahas terlalu dalam tentang masalah pernikahan, namun pembahasan kali ini lebih kepada tatacara menjaga keutuhan rumah tangga dan tatacara mendidik anak dalam rumah tangga.
         
           Anak merupakan amanah yang Allah titipkan kepada kita, untuk kita jaga serta kita didik dengan penuh cinta dan kasih sayang agar anak itu tumbuh dewasa menjadi manusia yang berguna untuk Agama dan bangsa, tapi berapa banyak diantara kita yang menyianyiakan amanah tersebut.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat angka perceraian pun semakin meningkat, anak-anakpun yang seharusnya mendapat kasih sayang dari orang tuanya namun sebaliknya kini harus menerima pelampiasan emosi dari orang tua mereka yang setiap hari berantem dalam keluarga. Ayah dan Ibu mereka yang sibuk mengikuti kemajuan zaman, membiarkan anak-anak mereka terlantar seakan-akan itu bukan lagi sebuah tanggung jawab yang harus mereka jaga dan mereka rawat.
Si Ayah sibuk dengan daun muda diluar sana, anak dan istrinya dibiarkan begitu saja tanpa ada perhatian yang memada, si Ibu pun terkadang tak mau ketinggalan asyik dengan telponan, internetan, fb-an mencari kenalan tanpa menghiraukan rumah tangga berantakan yang akhirnya berujung pada perceraian.
Kalau perpisahan antara orang tua telah terjadi, keluarga berantakan tanpa ada yang peduli karena semuanya sibuk mempertahankan egonya sendiri, kemanakah sianak harus pergi mencari kasih sayang dimuka bumi ini karena Ayah Ibunya sendiri tidak mau peduli.
         
          Ayahnya pergi kerantau orang, Ibunya pun asyik jalan-jalan, akhirnya sianaklah yang harus menanggung semua beban penderitaan.
pernah kami jumpai seorang anak yang masih berumur belasan tahun, yang seharusnya masih duduk dibangku sekolah tapi kini harus jualan untuk mencari nafkah, kami ajak bicara dengan anak yang masih berwajah polos tersebut,
siapa yang jualan ini dek ? Saya bang, kenapa bang, abang mau beli apa ? tanya anak tersebut ! Ngak da dx, cuma kami mau ngobrol2 aja sama adek boleh ? kami mulai ajak ngobrol sama kami rangkul anak laki-laki tersebut !
iya boleh kok bang !
kami : adek sanggup jualan begini, ngk capek ?
adek : ya capek sih bang, tapi mau gimna, jawab sang adek sambil menunduk setengah putus asa.
Kami : dah lama adek jualan begini ?
adek : lebih kurang udah setahun bang
Kami : memangnya orang tua adek kemana, kok adek nyari nafkah sendiri ?
adek : saya tidak tau bang, dulunya sich katanya merantau kenegeri orang, tapi sampai skrang ngk pulang2, ngk da kabar apa2 lagi, terakhir saya dapat berita dari mulut orang katanya ayah dah kawin lagi.
kami : emmm, ibunya adek ?
adek : (adek itu tersenyum) ya ibu kek gitu juga bang lagi sibuk nyari2 ayah baru (jawabnya dengan nada kebencian).
kami : adek sama siapa disini ?
adek : kami 5 bersaudara bang, saya yang paling tua, makanya saya ngk sekolah lagi bang, karena saya harus nyari duit biar adek2 saya bisa sekolah !
Lagi enak-enaknya kami ngobrol tiba-tiba pembeli lain datang, kami pun pamit sama adek itu dengan membawa ceritanya yang penuh dengan derita yang sampai sekarang masih membekas di ingatan kami.
         
        Dimana letak tanggung jawab orang tua sekarang yang rela anaknya menanggung beban derita berkepanjangan, anak yang seharusnya masih duduk dibangku pendidikan tapi sekarang harus memikul tanggung jawab orang tuanya untuk nyari nafkah biar bisa sekolah adek-adeknya, anak yang seharusnya makan makanan yang sudah dihidangkan, tapi kini harus bangun pagi-pagi untuk menghidangkan makanan kepada adek-adeknya tersayang. Dimana letak hati nurani kita sebagai orang tua, bila demikian cara kita membina rumah tangga, kalau hanya untuk beranak saja bukankah binatang lebih pandai daripada kita manusia ?
Kalau kemiskinan engkau jadikan alasan untuk merantau kenegeri orang, mengapa sampaikesana wanita lain yang engkau pinang ?
Kalau kebencian kepada suami engkau jadikan alasan, mengapa engkau ikuti jejak suamimu dengan ikut menelantarkan anak-anakmu yang seharusnya mendapatkan kasih sayang ?
          Tidak kami pungkiri memang tidak semua kita memiliki harta didunia ini, tapi itu semua bukan alasan untuk menelantarkan anak dan istri, kita manusia semenjak lahir sudah mempunyai cinta dan kasih sayang tapi mengapa kita tidak mau memupuknya sertamenjadikan sebagai harta kekayaan untuk kita wariskan kepada anak-anak kita dengan selalu mendidik dan merawat dengan penuh kasih sayang dalam keluarga, bukankah anak yang dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang akan tumbuh menjadi anak yang bertanggung jawab serta memiliki sifat sosial yang tinggi yang berguna untuk Agama dan Bangsanya ?
dan bukankah anak yang dibesarkan dengan permusuhan yang setiap hari dia tontonkan perkelahian anatara kedua orang tuanya, bukankah anak tersebut akan tumbuh dengan watak yang keras yang selalu ingin berkelahi, ingin menang sendiri serta ingin menghabisi siapa saja yang menjadi masalah dalam hidupnya ?
berapa banyak diluar sana anak-anak yang terjerat narkoba, yang kebanyakan diantara mereka ingin menenangkan pikiran karena tidak ada lagi tempat untuk mereka bersandar, mereka punya keluarga tapi hidupnya seperti dihutan belantara dimana yang kuat selalu menerkam yang lemah hingga akhirnya anaklah yang selalu menjadi pelampiasan emosi orang tua.

          Wahai manusia yang dirimu akan membina keluarga atau bahkan sudah berkeluarga jagalah keharmonisan rumah tanggamu selalu, susah senang rasakanlah bersama anak dan istrimu dalam rumah tangga, selalulah merasa cukup dengan apa yang ada, janganlah engkau sia-siakan anak-anakmu demi engkau turuti hawa nafsumu . . .

          Kita akan bahagia bila anak dan istri ada bersama kita dalam keluarga, semoga keluarga kita semua menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah . . .
Amin . . . .
Semoga catatan ini menjadi manfaat untuk kita bersama !

#_Foto pribadi, alamat dan nama serta jenis usaha kami sembunyi untuk saling menjaga !

Friday, 12 January 2018

Hinakah kami sianak gembala

         Jam telah menunjukkan angka 15.45 dan sebentar lagi azan ashar akan berkumandang, seperti biasanya setelah shalat ashar aktif kami akan dimulai, setelah shalat ashar kami bersiap-siap memakai baju dinas untuk terjun kelapangan tempat ddimana kami berbagi kesenangan dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan, disini berawal suka duka kami, disini kami harus siap digigit nyamuk2 nakal, wajah kami pun harus selalu siap terjerat sarang laba2 kapan saja, iya karena kami bermain dalam hutan belantara.
         Kami sianak gembala, dari semenjak kami duduki bangku SD hingga Sarjana kami selalu bermain dihutan belantara, namun harus di ingat hutan itu bukan tanpa nama, dari semenjak kami lahir ditelinga kami selalu terdengar orang2 menyebutnya dengan nama "Lampoh Kuta".
Pulang sekolah kami memanggil kawan untuk kumpul bersama menjaga ternak kami agar tidak memakan tanaman orang, walau kadang2 disaat kami lalai santapan enakpun didapatkan karena lembu gembalaan kami masuk ke ladang orang, disaat itulah ceramah yang tidak berkonsep harus kami dapatkan, terkadang kuping kami hampir putus dicubit oleh ibunda karena yang punya tanaman pergi mengadu ke kepala desa, begitulah duka kami sianak gembala.



          Namun sekarang banyak diantara kami yang sudah mendapat gelar sarjana, bahkan banyak juga yang masih duduk dibangku sarjana, kami salah satu diantaranya, namun kami tetap mengembala karena disini kami mendapatkan kebahagiaan yang tidak didapatkan oleh orang kaya dikota sana.
Sering biaya kuliah kami bayar dengan hasil kami jual lembu yang kami gembala, dengan itu pula kami beli baju baru ketika hari raya, bahkan kami selalu menggantung harapan untuk bisa membeli kereta baru saat lembu gembalaan kami laku.
        Inilah sedikit diantara sekian banyak kisah kami sianak gembala yang sudah turun temurun pekerjaan ini diwariskan oleh orang tua kepada anak2nya, dengan sedikitpun tidak menghambat proses belajar dan mengaji kami didesa karena orang tua kami sangat pandai mengatur waktu untuk ananda2 tercintanya, kalau tidak mana mungkin kami bisa duduk dibangku sarjana
       

            Sekian dulu, dilain waktu kita sambung cerita  !
salam kami sianak gembala. . .

Thursday, 11 January 2018

Jasad Yang Hina

Wahai jasad yang terlena dengan dunia
Setiap saat engkau bermaksiat kepada sang Pencipta
Amanah Allah engkau sia-siakan begitu saja
Rezeki yang Allah beri engkau berfoya-foya seenaknya

Wahai jasad yang terlena dengan dunia
Apakah engkau berpikir hidup hanya sebatas didunia ini saja
Tidakkah engkau berpikir tentang akhirat yang kekal selamanya
Ataukah dunia telah membuat hatimu buta selamanya

Lihatlah dirimu wahai jasad yang hina
Dari apa engkau dijadikan hingga lahir kedunia
Tidakkah engkau ingat kalau dirimu kelak akan dimakan ulat diliang lahat
Jadi apa yang engkau banggakan didunia ini wahai Jasad

Wahai jasad yang hina . . .
Tidakkah dirimu ingin mendapatkan kemuliaan
Kemulian yang abadi, mulia diakhirat dan duniapun sudah pasti
Karena sesungguhnya dirimu mulia dan dirimulah yang menghinakannya

Wahai jasad yang hina . . .
Beramal baiklah engkau jika ingin mulia
Penuhilah jasadmu dengan ilmu Agama
Tinggalkanlah karya-karyamu yang berguna untuk agama dan bangsa.

Sunday, 7 January 2018

Benarkah Itu Indah

Siang malam kita mengejarnya
Setiap saat kita mencarinya
Amanah tersia-siakan karenanya
Allah dilupakan demi memuluskan jalan dlam mrncarinya

Benarkah itu indah . . .
Benarkah itu membawa berkah . . .
Benarkah itu bisa mengantarkanmu ke Jannah . . .
Ternyata semua itu hanya memuluskan perjalanmu menuju Neraka Allah .

Alangkah Indanya Hidup Ini


Alangkah Indahnya hidup ini
Andai dapat ku tatap wajahmu
Kan pasti mengalir air mataku
Karna pancaran ketenanganmu

Ya Rasulullah, Ya Habiballah
Tak pernah ku tatap wajahmu
Ya Rasulullah, Ya Habiballah
Kami rindu padamu . . .

Ya Rasulullah, Ya Habiballah
Terimalah kami sebagai ummatmu
Ya Rasulullah, Ya Habiballah
Kurniakanlah syafaatmu . . .

Allahumma shalli 'ala Muhammad ya rabbi shalli 'alaihi wasallim 3×